VISI DAN MISI

VISI :

UMAT ALLAH PAROKI ST. MARIA TAK BERNODA BERCITA-CITA MEWUJUDKAN DIRI SEBAGAI MURID-MURID KRISTUS, YG DALAM TERANG ROH KUDUS, BERIMAN TANGGUH DAN MENDALAM, MANDIRI, MISIONER, MENJADI GARAM DAN TERANG, DITENGAH DAN BERSAMA MASYARAKAT, MEMBANGUN TATA KEHIDUPAN YANG DIJIWAI NILAI-NILAI KERAJAAN ALLAH

MISI :
  1. Umat Paroki St. Maria Tak Bernoda menanam dan menghidupkan kembali Dasar-dasar katolisitas
  2. Umat Paroki St. MariaTak Bernoda memperjuangkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan.
  3. Umat Paroki St. Maria Tak Bernoda menumbuhkan semangat missioner.
  4. Umat Paroki St. Maria Tak Bernoda merevitalisasi seksi-seksi pelayanan Pastoral.
  5. Membangun kemandirian Paroki

Rabu, 23 Maret 2011

Romo Th. Bhakti SCJ Telah Tiada

SCJ kehilangan lagi satu orang imam, yaitu Romo Th. Bhakti Dwi Prabowo SCJ. Setelah menderita sakit sekia lama ,romo yang punya hobi memasak ini ahirnya dipaggil Tuhan , Rabu  23 Maret 2011 pukul 3.00, setelah sempat mendapat sakramen Minyak Suci, dari romo Ryanto SCJ.

Misa Requiem dipimpin oleh Mgr. Alloysius Sudarso SCJ, di Gereja Hati Kudus Pkl 17.00

Romo Bhakti lama bertugas di Paroki Santa Maria Tak Bernoda Gumawang, umat sangat terkenang dengan beliau, yang memiliki sentilan dan banyolan yang sangat khas, namun sentilan dan banyolannya justru membuat tergugahnya umat di Paroki Gumawang dalam hidup menggereja.

Salah satu peninggalan pembangunan romo Bhakti semasa tugas di Paroki Gumawang adalah " Rumah Inap" yang ada dikomplek pastoran gumawang yang kemudian rumah ini sangat bermanfaat sekali bagi kegiatan-kegiatan di Paroki, Retret, KPHB,Mudika, maupun kursus-kursus lainnya. dimana Umat/ peserta bisa istirahat/ menginap dengan nyaman di rumah ini.

Menurut rencana Jenazah romo Bhakti akan dimakamkan di Pring Sewu Lampung.

" Selamat Jalan Romo Bhakti, Semoga Bersatu dengan para Kudus di Surga"

Kamis, 10 Maret 2011

Serah Terima Jabatan Romo Paroki

Romo Endro Karyanto,SCJ menandatangai dokumen serah terima jabatan disaksikan Mgr.Alloysius Sudarso SCJ


Romo Felix Astono Atmojo SCJ


Ketua DPP, Drs. H. Wardoyo S
Memberikan sambutan serah terima jabatan Romo Paroki St, Maria Tak Bernoda Gumawang

Hari Minggu, 5 Maret 2011 Misa di Paroki Santa Maria Tak Bernoda Gumawang berlangsung meriah dan khidmat. Perayaan Ekarisiti kali ini dihadiri oleh tidak kurang dari 600 umat dinataranya adalah anggota DPP yang terdiri dari Dewan haran, Dewan Inti dan Dewan Pleno. Bapa Ukup Mgr. Alloysius Sudarso,SCJ Usukup Agung Palembang berkenan memimpin perayaan Ekaristi. Kehadiran Bapa Uskup kali ini adalah dalam rangka serah terima jabatan Pastor Paroki St. Maria Tak  Bernoda dari Romo Felix Astono Atmojo, SCJ dengan Romo Endro Karyanto, SCJ.
Romo Endro Karyanto, SCJ sebelumnya bertugas di Paroki St Stepanus Cilandak. Sedangkan Rom Astono untuk selanjutnya akan bertugas menjadi Vikjen Keuskupan Agung Palembang. Romo Astono bertugas di Paroki St. Maria Tak Bernoda selama 4 tahun sebeumnya adalah menggantikan pastor Yosep Korswky SCJ.
Kehadiran Bapa Uskup juga sempat bertemu dengan Pengurus inti DPP.
Beberapa point yang disampaikan oleh Bapa Uskup pada kesemapatan ini adalah :
  1. Gereja adalah merupakan suatu ’ gerakan” bersama . maka mesti membutuhkan partisipasi umat, dan tugas DPP adalah membuat bagaimana umat bisa berpartisipasi dalam kehidupan menggereja.
  2. Gereja Katolik di Indonesia bukan lagi menjadi ” Gereja Misi”, tetapi gereja yang mandiri, srtinya bahwa setiap paroki mampu menghidupu parokinya, bahkan memberi kepada keuskupan.
  3. Imam bisa tumbuh berkembang adalah karena umat. Termasuk menghantar romo Astono menjadi Vikjen adalah karena umat.

Dalam kesempatan itu romo Endro memperkenalkan diri dengan para umat di paroki ini. Sebagai romo Paroki baru. Romo Endro bertekad untuk terus melanjutkan dan mengembangkan paroki, yang telah diberikan oleh romo Astono, dengan visi - misi dan progran-program DPP paroki St.Maria Tak Bernoda Gumawang.

Selamat datang romo Endro dan selamat bertugas romo Astono. Semoga Tuhan selalu mendampingi.

Selasa, 01 Maret 2011

Riwayat Santo dan Santa


St. Katarina dari Bolognaangel3ar.gif (4968 bytes)
Pelindung para Artis
Katarina dilahirkan dari sebuah keluarga bangsawan, John dari Vigri. Ia dikirimkan ayahnya untuk belajar di istana seorang kerabat, Marquis dari Este, yang tinggal di Ferrara. Meskipun ia cerdas dan cantik, kehidupan istana tidak cocok baginya. Ia kehilangan minat atas segala kemegahan istana dan pada usia 17 tahun bergabung dengan ordo ketiga Fransiskan di Ferrara.

Pada masa novisiatnya ia menyusun sebuah tulisan penting 'Tujuh Senjata Rohani', yang menggambarkan kualitas mistik hidup spiritualnya.
Karya-karyanya antara lain buku-buku kotbah, devosi, dan kutipan-kutipan ayat. Katarina juga memiliki bakat seni dan telah menghasilkan beberapa karya seni.

Suster Katarina mendapat karunia beberapa penampakan yang luar biasa. Sesuai penuturannya sendiri, ia mendapat penampakan peristiwa Malam Natal dimana Tuhan Yesus berada di pangkuan Bunda Maria. Selain itu ia juga sering
mendengarkan paduan suara malaikat di saat Misa.

Setelah menjalani kehidupan biara selama 24 tahun di Ferrara, ia dikirimkan kembali ke daerahnya di Bologna bersama 15 orang biarawati untuk mendirikan biara serupa dimana ia menjadi kepala biara tersebut sampai akhir hidupnya.
St. Katarina meninggal pada tanggal 9 Maret, 1463, dan meninggalkan kesedihan mendalam bagi para biarawatinya.

Tubuh St. Katarina dimakamkan tanpa menggunakan peti sebagaimana kebiasaan ordo tersebut. Ketika tubuhnya diturunkan, secara tiba-tiba mengeluarkan keharuman yang menyebar ke seluruh kompleks pemakaman dan daerah-daerah
sekitarnya. Bahkan beberapa hari setelah itu keharuman itu masih terus keluar dari makam santa suci tersebut. Delapan belas hari setelah itu mulai timbul beberapa keajaiban di makam St. Katarina dimana orang-orang yang sakit parah menjadi sembuh.
Para biarawati kemudian merasa bersalah karena telah menguburkan St. Katarina tanpa menggunakan peti, mereka berniat membongkar kembali makamnya.
Ketika dibongkar tampaklah bahwa tubuh St. Katarina tetap segar dan tidak menunjukkan proses kerusakan sama sekali. Malah keharuman yang keluar dari tubuhnya lebih nyata lagi dan memenuhi gereja serta seluruh desa.

Setelah tubuhnya diperiksa secara medis dan oleh pejabat gereja, diputuskan untuk meletakkan tubuh tersebut di dalam peti di bawah altar selama beberapa bulan. Kemudian tubuhnya dipindahkan ke kamar di mana St. Katarina tinggal selama di biara. Setiap kali peziarah ingin melihat tubuh Santa suci ini, tubuhnya dibawa oleh para biarawati melalui lorong sempit dan tangga yang menghubungkan kamar St. Katarina dengan tempat para peziarah dapat melihatnya. Ini sering menimbulkan kesulitan sehingga akhirnya dibuatkan peti khusus dan tubuh St. Katarina diletakkan di atasnya dalam posisi duduk.
Hal ini dilakukan 12 tahun setelah kematian sang Santa.

Pada suatu hari di akhir tahun 1500, St. Katarina menampakkan dirinya kepada seorang biarawati, Leonora Poggi. St. Katarina meminta agar tubuhnya diletakkan dalam suatu kapel khusus yang tempat dan spesifikasinya ditentukan sendiri olehnya.
St. Katarina juga minta agar tubuhnya tetap diletakkan dalam posisi duduk. Kapel tersebut lalu segera dibangun sesuai
permintaan sehingga memudahkan para peziarah untuk mengunjunginya. Pada tahun 1688 dibuat sebuah kapel yang lebih besar dan lebih indah dimana dengan suatu pesta meriah relikwi St. Katarina dipindahkan ke kapel tersebut
sampai sekarang.

Selama lebih dari empat setengah abad, tubuh St. Katarina dibiarkan terbuka tanpa pelindung apapun dan tetap utuh. Wajahnya mulai tampak hitam karena asap lilin dan minyak yang dinyalakan di kapel tersebut selama berabad-abad.
Pada tahun 1953, relikwi tersebut di kelilingi oleh tabung kaca dengan maksud menghindarkan kerusakan lebih lanjut. St. Katarina dikanonisasi pada tahun 1712 oleh Paus Klemens XI. Pesta perayaannya tiap tanggal 9 Maret.